Senin, 10 Mei 2010

modul kela xi sem 1

MATERI KELAS XI

SEMESTER I

GEREJA

Bagian Pertama

ARTI DAN MAKNA GEREJA

I. Gereja sebagai umat Allah

A. Arti dan makna Gereja “Umat Allah”

1. Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil.

2. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah dan untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan dunia.

3. Hubungan antara Allah dan umatNya dimeraikan oleh suatu perjanjian, umat Allah harus menaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janjiNya.

4. Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju tanah terjanji.

B. Dasar dan konsekwensi Gereja yang mengumat

1. Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat dari gereja itu sendiri, yaitu persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh umat purba. (lih Kis 2 : 41 – 47)

2. Dalam hidup mengumat, semua orang merasa manghayati martabat yang sama akan tanggungjawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan memberi kesaksian kepada dunia.

C. Konsekwensi dari Gereja yang mengumat

1. Konsekwensi bagi pemimpin Gereja (hierarki)

a. Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan. Pimpinan bukan di atas umat, tetapi di tengah umat.

b. Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang bertumbuh di kalangan umat.

2. Konsekwensi bagi setiap anggota

a. Menyadari dan menghayati persatuannya dengan umat lain / orang tidak dapat menghayati imannya secara individu saja.

b. Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia dan fungsi yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat.

3. Konsekwensi bagi hubungan awam dan hierarki

a. Kaum awam bukan lagi sebagai pelengkap penyerta, melainkan partner hierarki

b. Awam dan hierarki mempunyai martabat yang sama, hanya berbeda dalam hal fungsi

II. Gereja sebagai Persekutuan Yang terbuka

A. Model – model Gereja

1. Gereja Institusional Hierarki Piramidal

Model ini lebih menonjolkan dalam hal sebagai berikut:

a. Organisasi yang berstruktur piramidal tertata rapi

b. Kepemimpinannya bersifat tertahbis

c. Gereja merasa sebagai satu-satunya penjamin kebenaran dan keselamatan (extra Eclesiam nulla salus)

2. Gereja sebagai persekutuan umat

Model ini lebih menonjolkan dalam hal sebagai berikut:

a. Hidup persaudaraan karena iman dan harapan yang sama. Persaudaraan ini adalah persaudaraan kasih

b. Keikutsertaan umat dalam hidup menggereja

c. Hukum dan peraturan memang perlu, tetapi dibutuhkan pula peranan hati nurani dan tanggungjawab pribadi.

d. Sikap miskin, sederhana dan terbuka. rela berdialog dengan pihak mana saja.

B. Keanggotaan dalam Gereja sebagai persekutuan umat

1. Golongan Hierarki

Adalah orang-orang yang ditahbiskan untuk tugas penggembalaan. Mereka menjadi pemimpin dan pemersatu umat.

Tugas-tugas hierarki

a. Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman. Hierarki mempersatukan umat dalam iman, tidak hanya dengan petunjuk, nasihat dan teladan, tetapi juga dengan kewibawaan dan kekuasaan kudus.

b. Menjalankan tugas-tugas gerejani, seperti merayakan sakramen, mewartakan sabda dsb.

2. Biarawan – biarawati

Adalah anggota umat yang dengan mengucapkan kaul kemiskinan, ketaatan dan keperawanan ingin bersatu dengan Kristus.

3. Kaum awam

Adalah semua orang beriman Kristiani yag tidak termasuk dalam golongan tahbisan dan biarawan-biarawati, mereka adalah orang-orang yang dengan pembaptisan menjadi anggota Gereja dan dengan caranya sendiri mengambil bagian dalam tugas Kristus sebagai nabi, imam, dan raja.

C. Cara hidup jemaat perdana

Mereka sehati sejiwa dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar mereka memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia dan mereka bertekun dalam doa.

Bagian kedua

HIERARKHI DAN AWAM

I. Hierarki dalam Gereja Katolik

A. Strukrut Kepemimpinan (Hierarki dalam Gereja)

1. Dewan para Uskup dengan Paus sebagai kepalanya pada akhir masa Gereja perdana, sudah diterima bahwa para uskup adalah pengganti para rasul. tetapi tidak berarti bahwa hanya ada dua belas uskup. Tugas dewan para uskup adalah menggantikan dewan para rasul, yang menjadi pimpinan Gereja adalah dewan para Uskup. Sebagai ketua dewan rasul adalah Petrus.

2. Paus

Adapun dewan para uskup adalah dia yang bersatu dengan imam Agung di Roma pengganti Petrus. Sebagai tugas imam agung di Roma adalah sebagai wakil Kristus dan gembala Gereja semesta, mempunyai kuasa penuh, tertinggi dan universal terhadap Gereja.

3. Uskup

Tugas pokok uskup adalah mempersatukan dan mempertemukan umat. Tugas tersebut dibagi dalam tiga tugas, yaitu : pewartaan, perayaan dan pelayanan.

4. Pembantu uskup : Imam dan diakon

Para imam adalah wakil uskup. Tugas konkrit imam sama seperti uskup, untuk mewartakan Injil dan menggembalakan umat beriman.

Para Diakon : adalah pembantu khusus uskup di bidang materi. Mereka yang ditumpangi tangan bukan untuk imamat, melainkan untuk pelayanan

Kardinal adalah penasihat utama Paus, membantu paus terutama dalam reksa harian seluruh Gereja.

B. Fungsi Hierarki

1. Menjalankan tugas gerejani, yakni tugas-tugas yang secara langsung dan eksplisit menyangkut kehidupan beriman Gereja, seperti melayani sakramen, mengajar agama dsb

2. Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman, memberi petunjuk, nasihat dan teladan.

C. Corak Kepemimpinan dalam Gereja

1. Kepemimpinan dalam gereja merupakan suatu panggilan khusus

2. Kepemimpinan dalam gereja bersifat mengabdi dan melayani dalam arti semurni-murninya.

3. Kepemimpinan hierarki berasal dari Tuhan, maka tidak dapat dihapus oleh manusia.

II. Hubungan awam dan Hierarki sebagai Partner Kerja

A. Awam dan Peranan Awam

1. Arti dan pengertian awam

a. Definisi teologis : Awam adalah warga gereja yang tidak ditahbiskan. Jadi awam meliputi biarawan, biarawati seperti suster, bruder.

b. Definisi tipologis : Awam adalah warga Gereja yang tidak ditahbiskan dan juga bukan biarawan- biarawati.

2. Peranan awam

a. Kerasulan dalam tata Dunia

Gereja tidak hadir di dunia untuk dirinya sendiri, tetapi untuk dunia. Gereja hadir untuk membangun Kerajaan Allah di dunia.

b. Kerasulan dalam Gereja

Adalah kerasulan membangun jemaat.

Bagian ke tiga

SIFAT – SIFAT GEREJA

I. Gereja yang satu dan kudus

A. Gereja yang satu

1. Alasan Gereja bersifat satu adalah :

1. Kesatuan Gereja pertama-tama adalah kesatuan iman

2. Gereja dimengerti sebagai Bhineka tunggal ika, baik di dalam ataupun diluar gereja

3. Adanya kesatuan iman serta persekutuan yang harus tetap diwujudkan

2. Usaha dalam menjaga kesatuan Gereja

a. Dalam Gereja:aktif dalam kehidupan bergereja,setia dan taat pada persekutuan umat

b. Antar Gereja: jujur terbuka,melakukan kegiatan sosial baik pribadi maupun bersama

B. Gereja yang Kudus

1. Arti kudus:“yang dikuduskan bagi Tuhan Sikap dasar dari Gereja yang bersifat Teologis

2. Gereja disebut kudus karena:

a. Sumber Gereja. Didirikan oleh Kristus dan menerima kekudusan lewat doaNya (Yoh 17:11)

b. Tujuan dan arah Gereja. Kemuliaan Allah dan penyelamatan umat manusia

c. Jiwa Gereja.Gereja dijiwai oleh Roh Kudus

d. Unsur-unsur ilahi yang otentik dalam Gereja,misal ajaran dan sakramen

e. Anggota Gereja.Ditandai oleh pembaptisan dipersatukan melalui iman,harapan dan cinta yang kudus

3. Usaha menjaga kekudusan Gereja

a. Memberi kesaksian sebagai putra Allah

b. Merenungkan dan mendalami KS

c. Memperkenalkan anggota Gereja yang hidup secara heroik untuk mencapai kekudusan

II. Gereja yang katolik dan Apostolik

A. Gereja yang Katolik

1. Arti katolik adalah umum,universal.

2. Katolik kuantitatif adalah gereja dapat hidup di tengah segala bangsa dan memperoleh warganya dari semua bangsa

3. Katolik kualitatif adalah gereja dapat mewartakan ajarannya kepada segala bangsa dan segala “kekayaan bangsa itu dapat diterima”.

4. Jadi kekatolikan gereja tampak pada rahmat dan keselamatan yang ditawarkan gereja serta iman dan ajaran gereja yang bersifat umum.

B. Gereja yang Apostolik

1. Arti apostolik adalah bersifat kerasulan, jadi gereja apostolik adalah gereja yang berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman para rasul.

2. Rantai penghubung antara gereja para rasul dan gereja sekarang adalah:

*legitimasi fungsi dan kuasa hierarki

*Ajaran gereja

*Ibadat dan struktur gereja.

TUGAS – TUGAS GEREJA

1. LITURGIA

Yaitu tugas menguduskan, maka doa dan ibadat adalah salah satu tugas Gereja untuk menguduskan umatnya dan umat manusia. tugas ini disebut tugas imamiah Gereja. Oleh sebab itu Gereja bertekun dalam doa, memuji Allah dan mempersembahkan diri sebagai korban yang hidup. Gereja memiliki imamat umum dan jabatan :

Imamat Umum melaksanakan tugas pengudusan antara lain dengan berdoa, menyambut sakramen-sakramen, memberi kesaksian hidup, pengingkaran diri, melaksanakan cinta kasih secara aktif dan kreatif.

Imamat jabatan membentuk dan memimpin umat serta memberikan pelayanan sakramen-sakramen.

Doa sebagai sarana perwujudan tugas pengudusan

a. Arti Doa

Doa berarti berbicara dengan Tuhan secara pribadi, doa juga merupakan ungkapan iman secara pribadi dan bersama-sama. doa selalu merupakan dialog yang bersifat pribadi antara manusia dan Tuhan dalam hidup yang nyata.

b. Fungsi Doa

- mengkomunikasikan diri kita kepada Allah

- mempersatukan diri kita dengan Tuhan

- mengungkapkan cinta, kepercayaan dan harapan kita kepada Tuhan

- membuat diri kita melihat dimensi baru dari hidup dan karya kita sehingga menyebabkan kita melihat hidup, perjuangan dan karya kita dengan mata iman.

- mengangkat setiap karya kita menjadi karya yang besifat apostolik atau merasul.

c. Syarat dan cara doa yang baik

- Syarat doa yang baik

§ Didoakan dengan hati

§ berakar dan bertolak dari pengalaman hidup

§ diucapkan dengan rendah hati

- cara berdoa yang baik

§ Berdoa secara batiniah

“Tetapi jia engkau berdoa, masulah ke dalam kamar… “ (lih Mat 6 : 5 – 6)

§ berdoa dengan cara sederhaa dan jujur

“ Lagipula dalam doamu janganlah kamu bertele-tele (lih Mat 6 : 7)

SAKRAMENTALI DAN DEVOSI DALAM GEREJA

Sakramentali dan devosi merupakan bentuk dan kegiatan lain dari bentuk dan kegiatan pengudusan dalam gereja.

a. Sakramentali

Selain ketujuh sakramen, gereja juga mengadakan tanda-tanda suci mirp sakramen yang disebut dengan Sakramentali.

aneka ragam sakramentali

b. Devosi

Dari bahasa latin devotio atau penghormatan adalah bentuk-bentuk penghormatan/kebaktian khusus orang atau umat beriman kepada rahasia kehidupan Yesus yang tertentu, Misalnya kesengsaraanNya, HatiNya Yang Mahakudus dsb. Segala macam bentuk devosi ini bersifat sukarela (tidak mengikat/tidak wajib) dan harus bertujuan untuk semakin menguatkan iman kita kepada Allah dalam diri Yesus.

2. KERYGMA

Adalah tugas pewartaan tentang kabar gembira Kerajaan Allah. Ada tiga bentuk sabda Allah dalam Gereja yaitu :

a. Sabda / pewartaan para Rasul sebagai daya yang membangun Gereja

b. Sabda Allah dalam Kitab Suci sebagai kesaksian normatif

c. Sabda Allah dalam sabda pewartaan aktual Gereja sepanjang zaman.

Dua pola pewartaan

a. Pewartaan verbal (kerygma)

- kotbah atau homili

- pelajaran agama

- katekese umat (komunikasi iman)

- pendalaman Kitab suci dsb.

b. Pewartaan dalam bentuk kesaksian

Setiap orang Kristiani dalam hidupnya diharapkan dapat menjadi garam dan terang dalam masyarakat.

Dua tuntutan dalam pewartaan

Setiap pewarta di dalam tugas pewartaan sabda Tuhan dituntut untuk

a. mendalami dan menghayati sabda Tuhan

b. mengenal umat / masyarakat konteksnya

Dalam Gereja ada istilah yang berkaitan dengan tugas pewartaan yaitu MAGISTERIUM atau wewenang mengajar. dalam pewartaan itu hierarki bertugas menjaga kesatuan iman dan ajaran.

Pewarta Sabda

Menjadi pewarta merupakan panggilan. oleh karena itu seorang pewarta harus :

a. dekat dengan yang diwartakannya

b. menjadi senasib dengan yang diwartakannya

c. berani menanggung derita seperti yang diwartakannya

d. siap untuk diutus dan diserahkan kepada umat yang mendengar pewartaannya

e. memiliki komitmen utuh kepada umat.

Siapakah para pewarta sabda itu?

Para pewarta sabda adalah mereka para

a. pengkotbah

b. katekis

c. guru agama

3. MARTIRIA

Adalah tugas menjadi kesaksian tentang Kristus. Menjadi saksi Kristus berarti menyampaikan atau menunjukkan apa yan dialami dan diketahuinya tentang Kristus kepada orang lain. Penyampaian, penghayatan, atau pengalamannya itu dapat dilaksanakan melalui kata-kata, sikap dan tindakan nyata.

beberapa contoh orang yang berani menyerahkan jiwanya demi iman mereka kepada Kristus :

a. Santo Sebastian, mati karena menolak paksaan untuk menyangkal imannya akan Kristus.

b. Santo Tarsisius, mati karena menolak saat dipaksa oleh orang – orang kafir menyerahkan hosti suci.

c. Santa Maria Goretty, rela mati daripada diperlakukan tidak senonoh

d. P. Maximilianus Kolbe, rela mati dibunuh di kamp konsentrasi Nazi Jerman, untuk menggantikan seorang bapak keluarga yang mau dihukum mati oleh tentara jerman.

4. DIAKONIA

Adalah tugas untuk melayani. Sebagai dasar pelayanan dalam Gereja adalah semangat pelayanan Kristud sendiri, “… Jika Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan gurumu, maka kamu pun wajib membasuh kaki sesamamu… “. Pelayanan disini berarti mengikuti jejak Yesus.

Ciri-ciri pelayanan Gereja :

a. bersikap sebagai pelayan

b. kesetiaan kepada Kristus sebagai Tuhan dan Guru

c. Orientasi pelayanan Gereja terutama ditujukan kepada kaum KLMT (kecil, lemah, miskin dan terlantar).

d. kerendahan hati

Bentuk-bentuk pelayanan Gereja :

a. Pelayan dibidang kebudayaan dan pendidikan

b. Pelayanan Gereja di bidang kesejahteraan

c. Pelayanan Gereja di bidang politik dan hukum

Misi dan tugas Gereja dalam dunia

Tugas gereja adalah melanjutkan karya Yesus seperti yang telah dibahas di atas. Dalam Injil tersirat kesadaran bahwa misi dan tugas Gereja pertama-tama bukan “Penyebaran agama”, melainkan kabar germbira (Kerajaan Allah) yang relevan dan mengena pada situasi konkret manusia dalam dunia yang majemuk ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar